Super Junior Fanfic
Main cast: Sungmin, Siwon, You/Hyobin (as readers)
Support cast: Kyuhyun, Hyunmi
Genre: romance
Ratings: General/All ages
Author:@khansa_aquaizan / Song Sanra
Love
You More
Eh, di mana kalungku,
batinmu. Kamu lalu meraba-raba lehermu, tetapi kalung itu tidak ada!
“Ada apa?” tanya
sahabatmu.
“Apa kau lihat
kalungku?” tanyamu.
“Kalung? Kalung apa?”
“Kalung yang di
tengahnya ada cincin. Apa kau melihatnya?” tanyamu panik sambil terus memeriksa
seluruh laci yang ada di kamar rawat inapmu.
“Eh, apa mungkin
perawat yang mengganti bajumu yang menyimpannya?” sahabatmu balik bertanya.
“Tapi, kalau tidak salah Siwon oppa sudah mengambil barang-barangmu.”
Siwon? Kalau memang
benar Siwon yang mengambilnya, apa siwon sudah melihat kalungku, kamu bertanya
dalam hati.
“Cepatlah! Sebentar
lagi Siwon akan datang menjemputmu,” ujar sahabatmu mengingatkan.
Ya, hari ini, setelah
menjalani perawatan selama dua minggu penuh di rumah sakit, kamu sudah
diperbolehkan pulang. Sahabatmu datang untuk membantumu membereskan
barang-barangmu dan sebentar lagi Siwon akan datang menjemputmu.
Clek,
terdengar suara pintu yang dibuka. Refleks kamu dan sahabatmu menoleh ke arah
pintu.
“Bagaimana, sudah
siap?” tanya Siwon yang baru datang.
“Sudahlah aku saja yang
membereskan sisanya,” kata sahabatmu seraya mendorongmu ke dekat Siwon. “Kau
pulang duluan saja bersama Siwon.”
“Eh, tapi…” Kamu tidak
ingin ditinggal berdua saja dengan Siwon. Entap kenapa kamu merasa begitu
canggung begitu melihatnya. Apalagi fakta bahwa kemungkinan besar kalungmu ada
di Siwon.
Tiba-tiba Siwon
menggandeng tanganmu. “Terima kasih Hyunmi. Maaf merepotkanmu. Kau yakin bisa
pulang sendiri?” tanya Siwon pada sahabatmu.
“Ya, aku tidak apa-apa.
Kalian berdua bersenang-senanglah,” jawab sahabatmu sambil tersenyum.
“Ta-tapi…” Kamu memandang
Siwon dan sahabatmu bergantian.
“Kami pergi dulu,” ujar
Siwon pamit pada sahabatmu sambil menarik tanganmu berjalan keluar kamar. Tanpa
kamu sadari, Siwon mengedipkan mata pada sahabatmu, berterima kasih karena
sudah membiarkan kalian pergi berdua.
*
“Kita mau ke mana
oppa?” tanyamu saat berada di dalam mobil bersama Siwon.
“Nanti juga kau akan
tahu.” Siwon tersenyum misterius sambil tetap berkonsenterasi menyetir.
Mendengar jawaban Siwon
barusan, kamu memasang muka cemberut dan melipat tanganmu di dada. Mengobrol
dengan Siwon membuatmu lupa dengan rasa canggungmu yang barusan.
“Kita sudah sampai,”
ujar Siwon. Ia lalu membuka pintu mobil, dan berlari kecil membukakan pintu
mobil untukmu.
“Eh, ini…” Kamu
terperangah. Tempat yang ada di hadapanmu ini benar-benar menakjubkan.
“Indah bukan?”
Tempat itu terletak di
atas bukit. Karena sudah malam, kamu dapat melihat dengan jelas bintang-bintang
yang bertaburan di langit dan lampu-lampu yang menghiasi kota Seoul.
“Tempat ini indah
sekali,” jawabmu sambil tersenyum ke arah Siwon.
Siwon balas tersenyum.
“Rupanya kalian di
sini?” tiba-tiba terdengar suara namja dari belakang kalian.
Kamu membelalakan
matamu begitu melihat siapa yang datang. “Su-Sungmin?”
“Ada urusan apa kau ke
sini?” tanya Siwon sinis.
Sungmin menatap Siwon
tajam. “Aku ingin merebut Hyobin darimu.”
Siwon menggenggam
tanganmu posesif. “Dia sekarang sudah menjadi yeoja chingu-ku, tak akan
kubiarkan kau merebutnya sekalipun kau adalah hyung-ku.”
Sungmin mendengus
kesal. “Bagaimana kalau kita bertarung. Siapa yang menang, dia yang berhak
mendapatkan Hyobin.”
Kamu membelalakan
matamu, terlalu kaget dengan apa yang baru saja diucapkan Sungmin.
*
“Jadi,
kau masih mencintai Sungmin?” Pintu kamar rawat inapmu yang tidak tertutup
rapat membuat Sungmin dapat mendengar pertanyaan sahabatmu.
Sungmin
yang sedang berdiri di depan pintu melihatmu terdiam, tanpa menjawab sepatah
kata pun.
Tak
beberapa lama kemudian, Sungmin mendengarmu berbicara. “Aku lelah, aku ingin
tidur.”
Sungmin
menghela napas. Ia tahu persis kebiasaanmu. Ia tahu kamu akan mengalihkan
pembicaraan jika ada pertanyaan yang menurutmu terlalu sensitif untuk
dibicarakan.
Sungmin
kemudian duduk di deretan kursi panjang yang tak jauh dari kamar inapmu.
“Kenapa
kau tidak masuk?” tanya Siwon lagi.
“Itu
bukan urusanmu,” jawab Sungmin dingin.
“Kau
masih meragukan bahwa ia mencintaimu?” tanya Siwon sambil duduk di sebelah
Sungmin.
Sungmin
menoleh ke arah Siwon, tidak mengerti dengan apa yang dongsaeng-nya tanyakan.
“Bagaimana
kalau lusa kita buktikan sendiri siapa yang sebenarnya dicintai Hyobin, aku
atau kau?” tawar Siwon.
Sungmin
menatap dongsaeng-nya lekat-lekat. Apakah ini memang cara yang terbaik?
*
“Aku terima
tantanganmu,” jawab Siwon sambil melangkah ke depan mendekati Sungmin.
“Tu-tunggu dulu,”
katamu tercekat. “Oppa hentikan!” teriakmu.
Sungmin dan Siwon tidak
memedulikan teriakanmu. Mereka saling berhadapan, bersiap untuk bertarung
layaknya lelaki. Tetapi, kali ini berbeda dari sebelumnya. Kali ini mereka
melakukannya dihadapanmu. Kamu merasa panik, tegang, cemas, sekaligus takut.
Bagaimana cara untuk menghentikan mereka berdua?
Lalu kamu melihat Siwon
meninju perut Sungmin. Tak mau kalah, Sungmin pun membalas Siwon dengan
melayangkan tinjunya ke wajah Siwon.
“Hentikan!” teriakmu panik.
Tiba-tiba matamu
menangkap sesuatu yang terlihat berkilau di leher Sungmin. Kamu memicingkan
matamu untuk menajamkan penglihatanmu. Tidak salah lagi, itu adalah cincin! Ya,
kamu melihat cincin yang mirip dengan cincinmu menggantung di leher Sungmin.
Di saat kamu masih
terperangah, Siwon dan Sungmin masih tetap melanjutkan perkelahiannya. Siwon
melayangkan pukulannya ke wajah Sungmin. Sebelum Sungmin terjatuh ke belakang,
Siwon menarik kerah baju Sungmin, bersiap untuk meninjunya sekali lagi.
“Sungmin!” teriakmu
histeris.
Siwon terdiam. Meskipun
ia sudah bisa menebak siapa namja yang akan kamu pilih, jauh di dalam hatinya
ia masih berharap kamu akan memilihnya. Sementara Siwon terdiam, Sungmin
memanfaatkan kesempatan itu untuk mendorong tubuh Siwon.
“Oppa!” pekikmu sambil
menghampiri Sungmin. “Kau tidak apa-apa, oppa?” tanyamu khawatir pada Sungmin
yang masih terbaring di tanah.
Siwon hanya memandangmu
tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tanpa berkata apa-apa, Siwon meninggalkan
kalian berdua. Ia tidak ingin mengganggumu dan Sungmin. Sebenarnya ia sudah
tahu jika akhirnya akan seperti ini. Hanya saja, walaupun sedikit, Siwon
berharap kamu akan memilihnya.
*
“Oppa,
kau tidak apa-apa?” tanyamu lagi. Kamu sama sekali tidak menyadari bahwa Siwon
sudah tidak ada.
Sungmin yang masih
terbaring di tanah terlihat seperti meringis kesakitan. “Ah, di sini sakit
sekali,” ujar Sungmin sambil menunjuk pada bibirnya yang berdarah.
“Eh, di sini oppa?”
tanyamu sambil mendekatkan kepalamu agar bisa melihat luka itu lebih dekat.
Tanpa kau sadari,
tiba-tiba Sungmin mendorong kepalamu dengan tangannya dan mendekatkan kepalanya
dengan kepalamu.
Kamu bisa merasakan
sentuhan hangat bibir Sungmin di bibirmu. Sejenak kamu terdiam, tidak menyangka
Sungmin akan mencium mu.
Sungmin lalu melepaskan
ciumannya, dan berbisik di telingamu. “Pejamkan matamu.”
Kamu pun menuruti
perintahnya dan memejamkan matamu. Kamu merasakan Sungmin mengalungkan sesuatu
di lehermu. Sontak kamu membuka mata dan melihat ada sesuatu melingkar di lehermu.
Ya, itu adalah kalung! Kalung yang terbuat dari rantai. Ada sesuatu yang
dikaitkan pada kalung itu, sebuah cincin!
Kamu memperhatikan
cincin itu baik-baik. Itu seperti cincin milikmu, tetapi lubang cincin itu
terlihat lebih besar. Apa mungkin… Kamu pun menatap Sungmin, meminta penjelasan
darinya.
“Kau benar. Itu bukan
cincinmu,” ujar Sungmin seakan tahu apa yang kamu pikirkan. “Kau tahu, saat
kita putus, aku juga mengalungkan cincin milikku, sama sepertimu.” Sungmin
terdiam sejenak. “Jadi, kupikir daripada memakai cincin milik kita
masing-masing, bagaimana jika kita bertukar saja? Kau mengalungkan cincin
milikku dan aku mengalungkan cincin milikmu.”
“Aku hanya ingin saat
kau melihat cincin itu, kau akan ingat bahwa aku akan terus berada di
sampingmu, mencintaimu juga menjagamu,” tambah Sungmin.
*
“Oppa, oppa, ayo
bangun! Oppa, oppa, ayo bangun…”
Tit,
Siwon menekan salah satu tombol handphone-nya. Ya, itu adalah suara alarm yang
terdapat di handphone Siwon. Suara manis seorang yeoja, suaramu. Suaramulah
yang membangunkan Siwon setiap paginya selama tiga tahun terakhir. Sayangnya
kau tidak mengetahui hal ini.
Siwon terduduk di
tempat tidurnya di sebuah apartemen mewah di Seoul. Ia memandang layar
handphone-nya. Satu lagi yang tidak kamu ketahui adalah Siwon memajang fotomu
yang sedang tersenyum lebar sebagai wallpaper handhone-nya. Hal terakhir yang
harus kamu ketahui ialah Siwon, ia sudah mencintaimu bahkan sebelum kamu dan
Sungmin bertemu.
Siwon menghela napas.
Masih ada hal lain yang tidak kamu ketahui. Siwon-lah yang mangajukan diri
untuk membintangi film yang naskahnya dibuat olehmu. Ia juga yang meminta pada
sutradara agar kamu terlibat dalam proses syuting. Alasannya hanya satu, agar
ia bisa lebih dekat denganmu.
Saat tahu kamu putus
dengan Sungmin, Siwon memanfaatkan kesempatan itu untuk menjalin hubungan
denganmu. Kamu tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan Siwon saat kamu
menerimanya. Kamu juga tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan Siwon ketika
ia mengetahui kamu masih mencintai Sungmin.
Siwon beranjak dari
tempat tidurnya menuju ke arah jendela besar yang memisahkan antara kamar
tidurnya dan beranda apartemennya. Ia menatap handphone-nya, dan mulai mengetik
SMS untuk Sungmin.
Jika
aku melihat Hyobin menangis lagi, pada saat itu aku akan memaafkanmu.
Trrrttt,
Trrrttt. Tak lama kemudian, handphone Siwon bergetar.
Balasan dari Sungmin.
Tenang
saja, aku tidak akan melakukannya. Aku akan menjaganya baik-baik J
Siwon menghembuskan
napas. Ia memandang langit dari jendela yang ada di apartemennya. “Hmmm…
bagaimana aku menjelaskan pada wartawan bahwa aku dan Hyobin sudah putus?”
gumamnya menyebutkan namamu. “Aishh,
seharusnya tadi aku meminta pertanggungjawaban Sungmin untuk membuat konferensi
pers.”
***
Thanks for read it and don't forget to comment ^^
Click the title for read the previous part.
No comments:
Post a Comment