BTS

BTS
BTS

Sunday, April 10, 2011

At Least There’s Still You (Sequel Our Love Part 3/4)



 



Super Junior Fanfic
Main cast: Sungmin, Siwon, You/Hyobin (as readers)
Support cast: Kyuhyun, Hyunmi
Genre: romance
Ratings: General/All ages
Author:@khansa_aquaizan / Song Sanra


At Least There’s Still You


“KENAPA KAU TIDAK CERITA PADAKU?” teriak sahabatmu dari dalam telepon.
Kamu menjauhkan telingamu dari handphonemu sementara supir taksi yang kau tumpangi melirikmu dari kaca spion.
“Maaf, aku kira kau sudah tidur,” ujarmu meminta maaf.
“Lalu bagaimana?”
“Makdudmu?”
“Jadi, sekarang kau sudah menyukai Siwon oppa?” tanya sahabatmu.
“Ya, aku menyukainya. Sejak kejadian di Taiwan itu, aku mulai menyukainya,” katamu sambil meremas-remas kalung yang melingkar di lehermu.
Sahabatmu menghela napas. “Apa pun keputusanmu, aku akan selalu mendukungmu,” ujarnya.
“Ter…”
Brakkkk, sahabatmu mendengar suara yang sangat kencang dari seberang telepon. Sahabatmu terlonjak kaget. Suara itu begitu keras dan tiba-tiba.
“Halo, halo,” teriak sahabatmu dari dalam telepon. Tidak ada jawaban darimu, hanya terdengar nada telepon yang teputus.
Sahabatmu panik. Ia galau bukan main. Ia takut terjadi sesuatu padamu. Ia mencoba meneleponmu, namun yang terdengar hanyalah suara operator telepon. Ia menggigit bibirnya. Bagaimana ini, apa yang harus ia lakukan? Ya, mungkin ia harus menelepon orang itu, hanya orang itu yang sekarang dapat ia andalkan.
*
“Bagaimana keadaannya, dokter?” tanya Siwon saat melihat seorang dokter selesai memeriksamu.
“Ia tidak apa-apa, hanya gegar otak ringan dan sedikit luka-luka di bagian tubuhnya. Kemungkinan ia akan sadar dalam waktu tiga hari,” jawab dokter tersebut. “Kalau begitu, saya permisi dulu,” katanya seraya meninggalkan ruangan.
Siwon memandangmu yang terbaring tidak berdaya di rumah sakit. Ia sangat kaget saat sahabatmu menceritakan apa yang ia dengar saat meneleponmu. Ia bertambah kaget lagi ketika seorang wartawan memberitahunya bahwa kamu terlibat dalam sebuah kecelakaan beruntun.
“Ini barang-barang milik nona Park,” kata seorang suster membuyarkan lamunan Siwon sambil menyerahkan sebuah kantong kertas pada Siwon.
Saat suster tersebut hendak melangkah keluar, ia tiba-tiba berhenti seakan-akan baru mengingat sesuatu dan berbalik.
“Ah, hampir saja lupa!” kata suster tersebut seraya merogoh kantung jasnya. Ia kemudian menyerahkan sebuah kalung yang ditengahnya terdapat cincin bewarna silver pada Siwon.
Siwon menatap dokter itu, tidak mengerti.
“Ini milik nona Park,” kata suster tersebut. “Baiklah, aku permisi dulu,” katanya sambil beranjak dari kamar.
Bukankah ini… Ternyata dia masih menyimpannya, batin Siwon seraya menggeggam kalung itu erat-erat.
“Sungmin… Sungmin…” tiba-tiba terdengar suaramu mengigau.
Siwon kemudian beranjak ke sampingmu. Ia menggenggam tanganmu, sementara tangan kanannya mengelus rambutmu yang hitam panjang.
“Kenapa kau tidak jujur pada dirimu sendiri?” 
*
“Sungmin, kita harus bicara,” kata Siwon dari dalam telepon.
“Kau ada dimana?” tanya Sungmin.
“Aku tunggu kau di tempat biasa,” ujar Siwon.
“Ya, aku mengerti,” jawab Sungmin seraya menutup ponselnya.
Sungmin segera membelokkan mobilnya. Dengan kecepatan penuh, ia mengemudikan mobilnya menuju lapangan basket yang terletak di belakang asrama mereka dulu.
“Apa yang ingin kau katakan?” tanya Sungmin saat tiba di lokasi yang dimaksud. Namun, bukan jawaban yang diperoleh Sungmin melainkan pukulan tepat di wajahnya.
Sungmin terhuyung-huyung ke belakang. Sudut bibirnya mengeluarkan setitik darah.
“Kenapa kau melakukan ini padanya?” teriak Siwon.
Sungmin tidak bergeming. Ia masih tidak mengerti dengan apa yang Siwon maksud.
Siwon menarik kerah baju Sungmin. “Kau tidak mengerti? Kau tidak mengerti apa yang telah kau lakukan padanya?” tanya Siwon dengan nada membentak. Ia mendorong Sungmin menjauh, memberi waktu untuk berpikir.
“Maksudmu dia?” tanya Sungmin menyebut namamu. “Memangnya apa yang sudah aku lakukan padanya?”
Siwon mengepalkan tangannya karena geram. Tanpa ragu-ragu lagi ia langsung melancarkan pukulannya tepat di perut Sungmin.
“Ah…” Sungmin menunduk, meringis kesakitan sambil memegangi perutnya. Ia tidak menyangka kalau Siwon akan memukulnya sungguh-sungguh.
Mata Siwon terpaku. Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Ia melihat kalung yang melingkar di leher Sungmin. Ia bukan terkejut dengan kalung itu, melainkan pada cincin yang dikaitkan di kalung itu. Siwon tidak dapat menahan rasa marahnya.
“Kau pasti tahu kalau saat ini dia sudah menjadi milikku. Tapi, apa kau tahu? Hari ini ia terlibat kecelakaan.”
“Kecelakaan?” Sungmin tidak percaya.
“Ya, kecelakaan. Ia masih belum sadarkan diri. Aku sudah menjadi pacarnya sekarang, ia juga menerimaku saat aku mengutarakan perasaanku padanya, tapi kenapa ia terus-menerus menggumamkan namamu?” bentak Siwon.
Sungmin terdiam, kaget dengan kata-kata Siwon barusan.
“Kau juga harus tahu, sebelum aku menyatakan cintaku padanya, aku sudah menciumnya,” tukas Siwon memanas-manasi Sungmin.
Mendengar hal itu, tanpa ragu-ragu Sungmin melayangkan kepalan tangannya tepat di wajah Siwon. Saking kerasnya, Siwonpun terjatuh. Namun anehnya ia malah tersenyum.
“Sigh, ternyata kau memang masih mencintainya,” ujar Siwon. “Bahkan kalian berdua sama-sama mengalungkan cincin kalian,” katanya sambil mendekati Sungmin dan memegang cincin miliknya.
“Mengalungkan cincin?” tanya Sungmin tidak mengerti.
“Ya, saat aku ke rumah sakit tadi seorang suster memberiku ini,” kata Siwon sambil mengacungkan kalung yang terdapat cincin ditengahnya.
Sungmin buru-buru merebut kalung itu dari tangan Siwon. Itu adalah cincin yang dibelikan oleh Sungmin pada saat kamu ulang tahun. Sungmin membeli cincin itu sepasang. Satu untukmu dan satu lagi untuknya. Pada cincin tersebut terdapat tulisan dalam bahasa Yunani, σ 'αγαπώ, yang artinya aku mencintaimu.
Siwon tersenyum samar. “Maaf, aku sudah membuatmu seperti ini,” katanya meminta maaf karena sudah memukul Sungmin. “Aku hanya ingin dia bahagia. Aku hanya ingin ia mendapatkan orang yang tepat, yang bisa mencintai dan melindunginya,” jelas Siwon sambil menyebutkan namamu. “Jadi, kau mau kan memaafkan ku?” tanyanya sambil mengulurkan tangannya pada Sungmin.
Sungmin menepis tangan Siwon. Ia masih marah pada Siwon.
“Apa kau masih marah karena aku memukulmu? Atau kau marah karena ciuman itu?” tanya Siwon baik-baik.
Sungmin tidak bergeming.
“Baiklah aku jelaskan. Kau masih ingat saat dia tenggelam di Taiwan? Aku menolongnya dan memberinya napas buatan. Itulah saat dimana aku menciumnya,” ujarnya sambil mengusap bibirnya dengan ibu jari.
“Ia ada di mana sekarang?” Sungmin menanyakanmu.
*
Kamu berusaha membuka matamu, menggerakkan tanganmu, namun rasanya sulit sekali. Kamu dapat mendengar suara wanita yang memanggil-manggil namamu. Tidak salah lagi, itu suara sahabatmu.
 “Kau sudah sadar?” terlihat wajah sahabatmu sedang memandangmu dengan cemas.
“Aku…” rintihmu, berusaha keras untuk bangun, namun hasilnya sia-sia.
“Lebih baik kau tidur saja,” saran sahabatmu.
“Kau di sini dari tadi?” tanyamu beberapa saat kemudian.
“Iya.” sahabatmu mengangguk.
Kamu terdiam. Merasa kamu mengharapkan jawaban yang lain, sahabatmu pun menjelaskan.
“Hmm… Tadi ada Siwon dan Kyuhyun oppa,” kata sahabatmu sambil mengingat-ingat. Ia menyembunyikan fakta bahwa Sungmin tadi berada di situ.
“Oh…” katamu sedikit kecewa.
“Memangnya kenapa?” selidik sahabatmu.
“Tadi aku seperti mendengar suara…”
Tanpa sengaja sahabatmu melihat sosok Sungmin yang berdiri di luar kamar membelakangi pintu. Sahabatmu berpikir sesaat. Ia ingin sekali memperbaiki hubunganmu dengan Sungmin.
“Suara siapa?” tanya sahabatmu berusaha memancingmu.
“Ti… tidak, bukan apa-apa,” ujarmu sambil memalingkan muka.
“Apa kau seperti mendengar suara Sungmin?” tanya sahabatmu. “Jadi kau masih menyukai Sungmin?” tanyanya lagi.
Kamu hanya terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.

To Be Continued...
***

Thanks for read it ^^

No comments:

Post a Comment