BTS

BTS
BTS

Sunday, April 3, 2011

Dead at Heart (Sequel Our Love Part 2/4)






Super Junior Fanfic
Main cast: Sungmin, Siwon, You/Hyobin (as readers)
Support cast: Kyuhyun, Hyunmi
Genre: romance
Ratings: General/All ages
Author:@khansa_aquaizan / Song Sanra


Dead at Heart


“Eh, Akilla?” katamu mengulangi perkataan sahabatmu dari dalam telepon.
“Iya, Akilla musikal. Aku tidak mau tahu, pokoknya kau harus datang. Aku sudah mengirim tiketnya ke apartemenmu,” ujar sahabatmu sambil menutup teleponmu.
“Eh, halo?!”
Sigh, sahabatmu sudah menutup teleponnya. Saat ini kamu sudah berada di Seoul dan bermaksud untuk menyerahkan naskahmu yang lain pada produser film. Kamu terdiam. Sebenarnya kamu tidak ingin menontonnya. Mungkin jika kamu dan Sungmin tidak putus, kamu akan dengan antusiasnya pergi ke musical itu. Tapi sekarang….
Brugh. Karena melamun, tiba-tiba kamu menabrak seseorang.
“Mianhe, mianhe,” katamu seraya berlutut untuk mengambil naskah yang jatuh dan berceceran di lantai.
“Seharusnya aku yang meminta maaf,” kata pria yang ditabrakmu tadi sambil membantu mengumpulkan kertas-kertas tersebut tanpa sedikit pun menoleh ke arahmu.
Deg. Suara itu… Kamu menoleh ke arah pria yang ada dihadapanmu. Benar saja dugaanmu. Kamu mengenal pria tersebut. Kamu hanya bisa mematung, tidak menyangka dapat bertemu dengan orang itu di sini.
“Ini,” kata pria yang ternyata adalah Sungmin sambil menyerahkan kertas-kertas yang sudah dirapikannya padamu.
Matamu dan mata Sungmin pun bertemu. Kalain berdua sama-sama membisu. Tidak tahu apa yang harus kalian katakan.
“Ah, rupanya kau di sini,” seru seorang wanita pada Sungmin. “Cepatlah sebentar lagi acaranya akan dimulai,” kata wanita itu lagi.
“Sunny?” tukas Sungmin sambil mendongakkan kepalanya ke arah Sunny yang berdiri disampingnya.
Sungmin pun kemudian berdiri begitu juga denganmu. Sungmin lalu menyerahkan kertas tersebut kepadamu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
“Kamsahamida,” ujarmu pelan sambil memalingkan wajah dari Sungmin.
Sungmin lalu beranjak pergi bersama Sunny dan tangannya merangkul pinggang Sunny. Melihat hal itu, hatimu seperti ditusuk seribu bilah pisau. Kamu tidak boleh menangis…

*
Kamu berdiri di depan pintu masuk. Kamu ragu-ragu untuk masuk ke dalam teater. Lagipula pertunjukan sudah dimulai sejak satu jam yang lalu. Kamu mengepalkan tangamu, mengumpulkan keberanian yang masih tersisa dan masuk ke dalam teater.
Kamu bisa melihat sahabatmu duduk di kursi paling depan, dan disebelah kanannya terdapat kursi kosong. Ya, itu adalah tempat dudukmu. Perlahan kakimu bergerak menuruni tangga. Namun, sebelum kau sampai di tempat dudukmu, kamu melihat sesuatu yang tidak mengenakkan.
Sungmin berlutut di depan lawan mainnya. Ia kemudian mencium kaki gadis itu. Kamu memegang kursi yang ada disampingmu. Kakimu terlalu lemas untuk menopang tubuhmu.
Kamu lalu melihat Sungmin mencium bibir wanita itu. Ia menciumnya dengan begitu dalam, hingga tubuh wanita itu terdorong ke belakang. Kamu buru-buru menutup mulutmu, tidak ingin mengganggu penonton lainnya dengan suara tangisanmu. Entah sudah berapa banyak air mata mengalir membasahi pipimu. Yang pasti kamu harus segera keluar dari teater itu.
Kamu memaksakan dirimu untuk berpikir bahwa itu hanyalah sebuah akting, hanya sekenario. Namun, kau malah kembali mengingat adegan ciuman itu. Merasa air matamu akan mengalir lagi, kamu mengadahkan kepalamu ke atas hingga lehermu pegal. Kamu kemudian berjalan kembali, tetapi langkahmu terhenti ketika melihat album 4Men dipajang di etalase sebuah toko CD. Kamu teringat kembali saat SS2 ketika Sungmin menyanyikan lagu Baby Baby dan mengatakan kalau ia mempersembahkan lagu itu khusus untukmu.
Entah kenapa air mata yang tadinya sudah hilang entah kemana, tiba-tiba muncul kembali dan mulai membasahi pipimu. Kenapa, kenapa semuanya jadi seperti ini?
“Kau sedang apa di tempat seperti ini?” tiba-tiba seorang laki-laki menyapamu.
Refleks kamu langsung menengok ke arah orang itu dan melihat Siwon yang menggunakan kacamata hitam sedang memandang ke arahmu. Menyadari matamu basah, kamu buru-buru menghapus air matamu, tidak ingin Siwon melihatmu menangis.
Belum sempat kamu menyeka air matamu, Siwon mencengkram tangan kananmu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya menyentuh pipimu yang masih basah karena air mata.
“Siapa yang membuatmu seperti ini?” tanya Siwon sambil menghapus butiran air mata dengan ibu jarinya. Dari suaranya terlihat seperti ia menahan amarah. “Apa ‘dia’ yang membuatmu menangis?”
Kamu menangkis tangan Siwon. “Ini bukan urusanmu,” katamu seraya berjalan meninggalkan Siwon.
Siwon memanggil namamu, menangkap tanganmu dan mencegahmu untuk pergi.
“Hei, bukankah orang itu mirip Siwon?” bisik seseorang yang sedang berjalan di sekitar situ.
“Kau benar! Mungkin saja itu Siwon. Ayo kita minta tanda tangannya,” bisik temannya yang lain.
“Ayo kita pergi dari sini,” ajak Siwon padamu.
Merasa kehadiran Siwon mengundang banyak  perhatian, kamu menuruti perkataannya dan bergegas naik ke mobil Siwon yang diparkir di dekat situ.
*
Di apartemenmu…

Siwon membisikan namamu dengan lembut. “Tatap aku,” kata Siwon.
Kamu pun mengalihkan pandanganmu ke Siwon.
“Apa kau masih mencintai dia? Apa kau masih mencintai pria yang selalu membuatmu menangis?” tanya Siwon lembut tapi penuh penekanan. “Kau tahu, aku tidak sengaja melihatmu menabrak Sungmin di stasiun televisi, aku bahkan mendengar apa yang kalian bicarakan.”
Kamu menatap Siwon dengan tidak percaya.
“Dan kau tahu, aku bahkan hari ini mengikutimu pergi ke teater.” Siwon melanjutkan ceritanya. “Aku memang tidak masuk karena aku tidak memiliki tiket, jadi aku pergi ke belakang panggung dan meminta agar diijinkan masuk. Setelah aku masuk, aku melihat Sungmin sedang bersiap-siap.” Siwon berhenti sebentar. “Saat aku melihat adegan Sungmin, aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaanmu saat melihat Sungmin seperti itu. Yang terpikirkan olehku hanyalah, aku ingin berlari ke sampingmu, memelukmu, dan membiarkanmu menangis dibahuku.”
Siwon yang tadi duduk di sebelahmu, turun dari sofa dan berlutut di lantai, memandang wajahmu. Dengan punggung tangan kanannya ia mengusap sisa air mata yang ada di wajahmu.
“Aku tahu kau sudah putus dengan Sungmin,” ujar Siwon. “Sahabatmu yang memberitahukannya padaku.” Siwon menggenggam tanganmu dengan lembut. “Kau tahu, dari dulu aku sudah menyukaimu, bahkan sebelum kau berpacaran dengan Sungmin. Tapi, setiap kali kau berbicara denganku, kau selalu menyebut-nyebut namanya. Walaupun aku sebenarnya tidak menyukainya, namun aku tetap mendengarkanmu.” Siwon berhenti sejenak.
“A…” kamu mengurungkan niatmu untuk menjawab pertanyaan Siwon.
“Maukah kau menjadi pacarku?” tanya Siwon.
Kamu terkejut buka main. Tidak menyangka Siwon akan mengatakan hal itu.
Siwon meletakan telunjuknya di depan mulutmu. “Aku tunggu jawabanmu besok,” ujarnya. “Aku pulang dulu. Istirahatlah,” katanya sambil berjalan menuju pintu.
Kamu menatap kepergian Siwon. Apa? Siwon munyukaiku, batinmu. Kamu meraih bantal sofa yang ada di dekatmu. Kamu membenamkan wajahmu berharap semua rasa bimbang yang ada di hatimu bisa lenyap.
“Kau cantik sekali malam ini,” puji Siwon saat melihatmu mengenakan dress berwarna merah tanpa lengan. Rambutmu digulung ke atas hingga memperlihatkan tengkukmu yang putih.

Kau hanya tersenyum. Sementara Siwon menggandeng tanganmu menyeberangi red carpet yang dipenuhi oleh wartawan di kiri dan kanan. Malam ini adalah malam penghargaan film. Siwon mengajakmu untuk mendampinginya di malam penghargaan tersebut. Hampir semua wartawan berbisik-bisik saat melihatmu. Bagaimana tidak, foto Siwon yang sedang memberimu napas buatan sudah tersebar di internet. Selain itu hari ini Siwon menggandeng tanganmu dengan mudahnya, padahal kalian berdua bukan sepasang kekasih.
“Aktor terbaik pada tahun ini diberikan kepada…” MC sibuk membuka amplop yang berisi pemenang penghargaan ini. MC kemudian tersenyum. “Choi Siwon!”
Siwon tersenyum malu. Ia tidak menyangka akan mendapat penghargaan ini. Ia kemudian berdiri. Namun, yang membuatmu kaget adalah ia menarik tanganmu. Kamu hendak menepis tangannya, tapi lampu sorot telah menyinari kalian berdua dan semua mata terfokus pada kalian. Kamu pun akhirnya berdiri dan mengikuti Siwon menuju ke atas panggung.
“Selamat,” kata sang MC seraya memberikan piala untuk Siwon.
Siwon pun mengucapkan beberapa patah kata ucapan terima kasih. Sementara kamu berdiri di samping Siwon dengan canggung.
“Aku akan mempersembahkan penghargaan ini untuk wanita yang kucintai,” ujar Siwon dengan santai.
Semua penonton maupun wartawan yang ada disana berbisik-bisik dengan ricuh. Kamu dapat merasakan wajahmu yang memanas. Siwon kemudian berbalik menatapmu.
“Maukah kau menerima ku sebegai pria yang akan terus berada disisimu?” ungkap Siwon seraya berlutut dan mengacungkan sebuah wadah bewarna merah yang terdapat cincin didalamnya.
Kamu menjadi kikuk. Bagaimana ini? Semua orang sekarang sedang menatapmu. Bukankah mudah saja bagimu? Kamu tinggal menerima Siwon dan semuanya akan beres. Lagipula kamu sudah putus dengan Sungmin. Tapi…
Kamu memegang dadamu. Tanganmu merasakan kalung milikmu yang masih kamu pakai. Demi kalung itu, kamu mempertaruhkan nyawamu. Saat kamu tenggelam di Taiwan, sebenarnya itu karena kalungmu terjatuh. Kamu berhasil mengambilnya, namun tiba-tiba saja ada ombak yang datang dan akhirnya tenggelam. Jika Siwon tidak menolongmu, mungkin…
“Ya, aku bersedia,” ujarmu pada akhirnya sambil tersenyum.
Kamu megulurkan tangan kananmu dan Siwon menyematkan cincin tersebut ke jari manismu. Siwon pun berdiri dan memelukmu. Kamu bisa merasakan kilatan-kilatan blitz kamera menyinari tubuh kalian.  
*

“Terima kasih, oppa,” katamu saat Siwon mengantarmu sampai di depan gedung apartemenmu.


Siwon merangkul pinggangmu, hendak mengantarmu sampai di depan pintu apartmenmu.
“O-oppa…”
“Ayo, kuantar masuk,” ujar Siwon singkat sambil masih merangkulmu.
Kamu berjalan berdua menyusuri lorong gedung apartemenmu. Entah kenapa hari itu apartemenmu terlihat sepi sekali. Ya, mungkin saja karena saat itu sudah pukul 12 malam. Siwon menekan tombol lift dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya masih merangkulmu.
Ting, pintu lift terbuka. Kamu dan Siwon masuk ke dalam lift tersebut. Bahkan di dalam lift pun, Siwon masih merangkulmu. Diam-diam kamu melirik ke arah Siwon. Kamu bisa melihat wajah serius Siwon yang sedang menatap lurus ke depan. Ya, Siwon memang tampan meskipun ia tidak tersenyum. Tapi, kenapa kamu tidak berdebar-debar saat hanya berdua saja dengan Siwon di dalam lift? Padahal saat bersama Sungmin kamu… Kamu buru-buru menepis pikiran itu. Bukankah saat ini kamu telah resmi menjadi pacar Siwon.
Clek, kamu membuka pintu apartemenmu. Kamu mengira Siwon hanya mengantarmu sampai pintu masuk, namun ia masuk ke apartemenmu. Kamu duduk di sofa. Kakimu terlalu lemas saat menyadari pa yang sebenarnya terjadi hari ini, termasuk fakta bahwa saat ini kamu adalah pacar Siwon.
Siwon tiba-tiba mengurungmu yang masih terduduk dengan kedua tangannya. Ia kemudian mendekatkan kepalanya ke kepalamu, bersiap hendak menciummu. Merasa Siwon hendak mencium bibirmu, kamu memejamkan mata.
“Selamat tidur,” kata Siwon yang ternyata hanya mencium keningmu.


To Be Continued...
***

Thanks for read it ^^

No comments:

Post a Comment